BERITA

Caleg Bicara Toleransi | Rusmarni Rusli: Seharusnya Intoleransi Tidak Ada

Ada pihak yang sengaja membuat masyarakat Indonesia tidak toleran.

AUTHOR / Aisyah Khairunnisa

Caleg Bicara Toleransi | Rusmarni Rusli: Seharusnya Intoleransi Tidak Ada
caleg bicara toleransi, Rusmarni Rusli

KBR68H, Jakarta – “Toleransi di Indonesia masih bermasalah dan menjadi momok dalam berkehidupan. Padahal seharusnya tidak ada lagi, karena di Indonesia ada Pancasila.”


Itu adalah ucapan dari caleg PDI Perjuangan untuk daerah pemilihan Sumedang, Majengka dan Subang di Jawa Barat, Rusmarni Rusli. Menurut dia, kasus paling berat dari tidak hadirnya toleransi adalah banyaknya kasus kekerasan dan diskriminasi antar umat beragama.


"Seharusnya sudah selesai bab ini karena ideologi negara kita Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika," jelas Rismarni belum lama ini.


Namun ternyata, lanjut Rusmarni, ada pihak-pihak yang sengaja membuat masyarakat Indonesia tidak bisa bertoleran dan menerima satu sama lain. Menruut Rusmarni, inilah yang menimbulkan pertikaian berlandaskan keyakinan seperti kasus Ahmadiyah, Syiah, dan pendirian gereja. (Baca: Jelang Pemilu, Walikota Bekasi Minta Pembangunan Gereja Kranggan Dihentikan)


"Ternyata belum cukup. Ternyata banyak degradasi, tapi seakan-akan dihidupkan terus menjadi sumber perpecahan. Itu yang disesalkan," jelas dia.


Di Jawa Barat terjadi banyak kasus intoleransi, seperti dicatat oleh LSM HAM, Setara Institute, tahun 2013 silam. Kebanyakan kasus kekerasan intoleransi dialami kelompok Ahmadiyah dan agama kepercayaan. Menurut Rusmarni, sikap menerima perbedaan belum dimiliki semua orang.


"Yang paling miris, antar agama saja. Syiah Sunni, Ahmadiyah. Buat saya ketika bertuhan, cara dia bertuhan. Negara harus mejamin lewat konstitusi. Namanya keyakinan itu, ya sudah lah... Saya berkeyakinan... Sayang sekali sekarang ini adanya penghakiman-penghakiman lembaga yang menjadi... yah pokoknya nggak boleh gitulah," kata Rusmarni.


Sejarah Indonesia, sejarah bertoleransi


Menurut Rusmarni, Indonesia dibentuk dari sejarah bertoleransi. Kata dia, cara Soekarno akhirnya menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara saja dengan cara yang panjang dan penuh perdebatan.


"Karena para pendiri bangsa itu sudah menciptakan toleransi yang sangat besar. Ketika ingin mejadi Republik Indonesia, untuk menjadi ideologi Pancasila itu sangat melalui perdebatan panjang. Dalam perjuangan kemerdekaan itu orang Kristen atau Hindu ikut terlibat. Bukan hanya Islam," jelas dia.


Sehingga jika Rusmarni terpilih sebagai wakil rakyat, dia akan menyerukan agar Indonesia tidak melupakan sejarah. Selain itu membenahi pendidikan yang penuh toleran.


"Saya sangat konsen ke pendidikan, pintu  masuk dari dunia pendidikan. Kulikulum harus dibenahi, pendidikan karakter harus dikuatkan. Sejarah juga jangan dilupakan," paparnya.

Tulisan ini adalah bagian dari serial #calegbicaratoleransi yang dihadirkan PortalKBR untuk membantu masyarakat mengenal calon anggota legistlatif yang maju dalam Pemilu 2014 April mendatang. Isu toleransi kami pilih mengingat Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan perbedaan dan sudah sepatutnya para caleg sadar akan kekayaan ini. Caleg DPR RI dipilih secara acak – baik nama, partai maupun daerah pemilihannya. Ikuti juga Kenali Caleg yang membantu Anda memilih satu dari 6607 caleg yang maju di Pemilu 2014.


Editor: Pebriansyah Ariefana

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!